Jumat, 29 Maret 2019

Itu yang Entah


Aku tumbang dalam sekali tebas
Tapi aku bangkit tak lama kemudian
Aku terjatuh dalam sekali pukul
Tapi sekali lagi, aku terbangun tak lama kemudian
Aku roboh dalam sekali terjang
Tapi lagi-lagi, aku berdiri tak lama kemudian
Aduuhhh !
Kenapa rindu harus kau jelmakan dalam buaian
Kalimat lemah lesu
Dan bahkan menakutkan karena berisi kebodohan
Taukah kau, Rindumu terlalu menggebu
Hingga langit sendu berubah menjadi kemerahan
Kau boleh merindu. Tapi jangan terlalu
Andai, aku pun adalah kerinduan
Maka kau adalah penjelmaan dari qolbu yang terlalu berpenyakit
Berhentilah sejenak
Jika perlu bersikaplah, bak seorang tak berperasa
Ah !
Kalimatku terlalu Panjang
Duduk saja di halaman ruamhku, tatap langit dengan berjuta bintang
Tak perlu dipaksa
Hungaria, mari kita menuju Fujiama
Karena aku tau, ini bukan rindu
Ini adalah itu, itu yang entah
                                                                        Qalam / Bondowoso, 19 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar