Aku tumbang dalam sekali tebas
Tapi aku bangkit tak lama kemudian
Aku terjatuh dalam sekali pukul
Tapi sekali lagi, aku terbangun tak
lama kemudian
Aku roboh dalam sekali terjang
Tapi lagi-lagi, aku berdiri tak lama
kemudian
Aduuhhh !
Kenapa rindu harus kau jelmakan dalam
buaian
Kalimat lemah lesu
Dan bahkan menakutkan karena berisi
kebodohan
Taukah kau, Rindumu terlalu menggebu
Hingga langit sendu berubah menjadi
kemerahan
Kau boleh merindu. Tapi jangan terlalu
Andai, aku pun adalah kerinduan
Maka kau adalah penjelmaan dari qolbu
yang terlalu berpenyakit
Berhentilah sejenak
Jika perlu bersikaplah, bak seorang
tak berperasa
Ah !
Kalimatku terlalu Panjang
Duduk saja di halaman ruamhku, tatap
langit dengan berjuta bintang
Tak perlu dipaksa
Hungaria, mari kita menuju Fujiama
Karena aku tau, ini bukan rindu
Ini adalah itu, itu yang entah
Qalam
/ Bondowoso, 19 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar